Selasa, 26 April 2011

Pentingnya Pendidikan Di Mata Masyarakat

Pendidikan ibarat elemen khusus yang dibutuhkan oleh setiap manusia,tetapi masyarakat indonesia pada umumnya tidak paham akan pentingnya pendidikan. Kata pendidikan seolah -olah menjadi momok menakutkan bagi masyarakat, khususnya masyarakat kecil. seperti kita ketahui, pendidikan di INdonesia ini sangat amat mahal, bandingkan dengan biaya pendidikan di India dan Cina, disana pendidikan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga manfaatnya bisa mereka nikmati pada saat ini. sekitar 30 - 20 tahun yang lalu, Indonesia mengirimkan tenaga pengajar ke malaysia dan banyak warga negara malaysia yang menimba ilmu di Indonesia, namun sekarang berubah drastis 360 derajat, warga Indonesia yang menimba ilmu di negeri orang.
Apa yang sebenarnya terjadi dengan bangsa Indonesia ini, yang dimana pendidikan merupakan induk semang kebudayaan,yang sangat pundamental sekali bagi kelangsungan masa depan bangsa ini. Secara komprehensif, rendahnya cara pandang dan kualitas pendidikan di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi baik internal maupun eksternal. Namun berdasarkan hemat saya, terbelakangnya pendidikan di Indonesia diakibatkan kita belum terbebas dari penjajahan, secara fisik , memang bangsa Indonesia sudah terlepas dari penjajahan, namun penjajahan kali ini berganti modsel menjadi neo kolonialisme, yang dimana ideologi serta pola pikir yang dikuasai oleh bangsa asing.
Seharusnya kita bercermin kepada Cina dan India, yang dengan memajukan pendidikan bisa menuai hasil yang luar biasa sehingga di krisis ekonomi global ini mereka bisa bertahan dari guncangan yang sangat hebat, kita tidak perlu memcontoh kepada Amerika yang mengaku sebagai negara adiday, negara super power, polisi dunia, negara ekonomi dunia dll, namun akibat kurangnya kesadaran akan pendidikan, membuat tingkat pola pikir masyarakat amerika menjadi hancur lebur berantakan amburadul, dengan krisis kredit perumahan di amerika yang merupakan awwal mula krisis finansial global, ini mencirikan bahwa kesadaran masyarakat ame rika akan perhitungan untuk masa depan serta pola pikir yang kerdil membuat dirinya hancur sendiri. Apabila kita mekesampingkan pendidikan ibarat bom waktu yang takkan lama lagi meledak dan siap menghancurkan peradaban.
Walaupun sekarang pemerintah telah meningkatkan anggaran pendidikan menjadi 20% dari RAPBN, namun pendidikan di Indonesia belum menunjukkan taringnya secara relevan dan signifikan. Apakah kurangnya dana dari pemerintah atau kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia itu sendiri, mungkin kita perlu menengok ke masa lalu, pada awal tahun 1900 hingga tahun 1990, pendidikan di Indonesia masih bisa kita banggakan, itu terbukti pada saat ini, karena orang-orang yang mengendalikan serta mempunyai kualitas pola pikir yang baik merupakan hasil pendidikan di masa lalu, yang dimana di masa lalu sarana serta infrastruktur nya amat sangat minim sekali, belum ada komputer, kalkulator pun menjadi barang yang mewah, buku-buku sumber masih amat sedikit, dll, bandingkan dengan sekarang yang dimana generasi muda pada saat ini di manja oleh berbagai macam teknologi serta sarana dan prasarana yang mendukung, namun itu bukan menjadi jaminan yang absolut untuk membuktikan bahwa kualitas serta pola pikir bangsa indonesia akan lebih baik. Sekarang sudah saatnya bangsa Indonesia ini bangkit, kita jangan mau diperbudak oleh bangsa lain serta menjadi sampah kebudayaan, walaupun pendidijan merupakan hal yang tidak terlalu penting bagi sebagian masyarakat Indonesia, kita selaku mahasiswa dan generasi penerus bangsa seharusnya ikut membantu pembangunan bangsa.
Selaku mahasiswa hati saya teriris melihat realita pendidkan di Indonesia, angka buta huruf yang masih sangat tinggi serta rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidkan merupak salah satu problem yang harus kita pecahkan bersama-sama. Salah satu bukti otentik yang dapat kita saksikan adalah masih banyaknya suku-suku terbelakang di Indonesia, yang seolah-olah itu dipelihara oleh pemerintah dan dijadikan sebagai aseet negara untuk mendatangkan turis-turis asing yang merasa aneh melihat masih adanya orang-orang seperti itu di Indonesia di tengah zaman yang serba modern ini.
Mudah-mudahan pemerintah segera menindak lanjuti masalah pendidikan di Indonesia, agar supaya pandangan masyarakat berubah, serta menyadari akan pentingnya pendidikan bagi kelangsungan masa depan anak cucu kita.



For Sumber : http://myblogfajarfebrian.blogspot.com/2009/10/pentingnya-pendidikan-di-mata.html

Macam-Macam Metode Pembelajaran


Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Metode ceramah.
Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah.
Dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (TIK), ada beberapa motode yang umum digunakan, diantaranya adalah :
a. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.
b. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.
Jika metoda ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan.
c. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama dan dapat pula berbeda.
Agar pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran, maka: 1) tugas harus bisa dikerjakan oleh siswa atau kelompok siswa, 2) hasil dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan presentasi oleh siswa dari satu kelompok dan ditanggapi oleh siswa dari kelompok yang lain atau oleh guru yang bersangkutan, serta 3) di akhir kegiatan ada kesimpulan yang didapat.
d. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. Di dalam TIK, percobaan banyak dilakukan pada pendekatan pembelajarananalisis sistem terhadap produk teknik atau bahan.
Percobaan dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau kelompok. Hal ini tergantung dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah alat yang tersedia. Percobaan ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, bila alat yang tersedia hanya satu atau dua perangkat saja.
e. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan.
Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya dilakukan oleh siswa. Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh siswa.
f. Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa. Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.
Peran guru sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan tugas-tugasnya
Penyelenggaraan metoda tutorial dapat dilakukan seperti contoh berikut ini:
- Misalkan sebuah kelas dalam bahan ajar Pengerjaan Kayu 2, jam pelajaran pertama digunakan dalam bentuk kegiatan klasikal untuk menjelaskan secara umum tentang teori dan prinsip.
- Kemudian para siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk membahas pokok bahasan yang berbeda, selanjutnya dilakukan rotasi antar kelompok.
- Sementara para siswa mempelajari maupun mengerjakan tugas-tugas, guru berkeliling diantara para siswa, mendengar, menjelaskan teori, dan membimbing mereka untuk memecahkan problemanya.
- Dengan bantuan guru, para siswa memperoleh kebiasaan tentang bagaimana mencari informasi yang diperlukan, belajar sendiri dan berfikir sendiri.
Perhatian guru dapat diberikan lebih intensif kepada siswa yang sedang mengoperasikan alat-alat yang belum biasa digunakan.

For Sumber: http://umum.kompasiana.com/2009/06/08/macam-macam-metode-pembelajaran/

Senin, 25 April 2011

Sejarah Pendidikan Di Indonesia Setelah Kemerdekaan (1945-1969)


Pendidikan dan pengajaran sampai tahun 1945 di selenggarakan oleh kentor pengajaran yang terkenal dengan nama jepang Bunkyio Kyoku dan merupakan bagian dari kantor penyelenggara urusan pamong praja yang disebut dengan Naimubu. Setelah di proklamasikannya kemerdekaan, pemerintah Indonesia yang baru di bentuk menunjuk Ki Hajar Dewantara, pendiri taman siswa, sebagai menteri pendidikan dan pengajaran mulai 19 Agustus sampai 14 November 1945, kemudian diganti oleh Mr. Dr. T.G.S.G Mulia dari tanggal 14 November 1945 sampai dengan 12 Maret 1946. tidak lama kemudian Mr. Dr. T.G.S.G Mulia dig anti oleh Mohamad Syafei dari 12 Maret 1946 sampai dengan 2 Oktober 1946. karena masa jabatan yang umumnya amat singkat, pada dasarnya tidak bayak yang dapat diperbuat oleh para mentri tersebut.

1. Tujuan Dan Kurikulum Pendidikan 
Dalam kurun waktu 1945-1969, tujuan pendidikan nasional Indonesia mengalami lima kali perubahan. Sebagaimana tertuang dalam surat keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP & K), Mr. Suwandi, tanggal 1 Maret 1946, tujuan pendidikan nasional pada masa awal kemerdekaan amat menekankan penanaman jiwa patriotosme. Hal ini dapat di pahami, karena pada saat itu bangsa Indonesia baru saja lepas dari penjajah yang berlangsung ratusan tahun, dan masih ada gelagat bahwa Belanda ingin kembali menjajah Indonesia. Oleh karena itu penanaman jiwa patrionisme melalui pendidikan dianggap merupakan jawaban guna mempertahankan negara yang baru diproklamasikan.
Sejalan dengan perubahan suasana kehidupan kebangsaan, tujuan pendidikan nasional Indonesia pun mengalami perluasan; tidak lagi semata menekan jiwa patrionisme. Dalam Undang-Undang No. 4/1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. “Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia yang cukup dan warga negara yang demokaratis secara bertanggung jawab tentang kesejahtraan masyarakat dan tanah air”.

Kurikulum sekolah pada masa-masa awal kemerdekaan dan tahun 1950-an di tujukan untuk:
• meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat,
• meningkatkan pendidikan jasmani,
• meningkatkan pendidikan watak,
• menberikan perhatian terhafap kesenian,
• menghubungkan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, dan
• mengurangi pendidikan pikiran.

Menyusul meletusnya G-30 S/PKI yang gagal, maka melalui TAP MPRS No. XXVII/MPRS/1966 tentang Agama, Pendidikan, dan kebudayaan di adakan perubahan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yaitu, “Membentuk manusia pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikenhendaki oleh pembukaan UUD 1945”.

2. Sistem Persekolahan
Sistem pendidikan di Indonesia pada awal kemerdekaan pada dasarnya melanjutkan apa yang dikembangkan pada zaman pendudukan jepang. Sistem dimaksud meliputi tiga tingkatan yaitu pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan rendah adalah Sekolah Rakyat (SR) 6 tahun. Pendidikan menengah terdiri dari sekolah menengah pertama dan sekolah menengah tinggi. Sekolah menengah pertama yang berlangsung tiga tahun mempunyai beberapa jenis, yaitu sekolah menegah pertama (SMP) sebagai sekolah menengah pertama umum; kemudian sekolah teknik pertama (STP), kursus kerajinan negeri (KKN), sekolah dagang,sekolah kepandayan putrid (SKP) sebagai sekolah menengah pertama kejuruan; serta sekolah guru B (SGB) dan sekolah guru C (SGC) sebagai sekolah menengah pertama keguruan.
Sekolah menegah tinggi berlangsung tiga tahun, meliputi sekolah menengah tinggi (SMT) sebagai sekolah menengah umum, dan sekolah kejuruan berupa sekolah teknik menengah (STM), sekolah teknik (ST), sekolah guru kepandayan putrid (SGKP), sekolah guru A (SGA) dan kursus guru. 


B. Pedidikan di Indonesia Selama PJP I (1969-1993)
Pembangunan jangka panjang meliputi lima pelita, yaitu pelita I-V yang dimulai pada tahun 1969/1970 hingga tahun 1993/1994, atau 25 tahun. Selama kurun tersebut, pendidikan Indonesia Indonesia mengalami kemajuan. Hal ini terutama di tandai oleh semakin luasnya kesempatan untuk memperoleh pendidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan; meningkatnya jumblah sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia serta tenaga yang terlibat dalam pendidikan; meningkatnya mutu pendidikan dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya; semakin mantapnya sistem pendidikan nasional dengan di sahkan undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang system pendidikan nasional beserta sejumblah peraturan pemerintah yang menyertainya.
Namun demikian, hingga berakhirnya pelita V, pendidikan nasional masi di hadapkan dengan berbagai tantangan baik kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif, tantangan yang di hadapi menyangkut pemerataan kesempatan untuk mamperoleh pendidikan khususnya pendidikan dasar, sementara secara kualitatif tantangan yang di hadapi berkenan dengan upaya mutu pendidikan, peningkatan relefansi pendidikan dengan penbangunan, efektifitas dan efisiensi pendidikan.

C. Pendidikan di Indonesi Dewasa Ini

1. wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Pada tanggal 2 mei 1994 wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun untuk tingkat SLTP dicanangkan. Sepuluh tahun sabelumnya, tepatnya pada tanggal 2 mei 1984, Indonesia juga memulai wajib belajar 6 tahun untuk tingkat SD, bersamaan dengan peresmian berdirinya Universitas terbuka. Wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun mempunyai 2tujuan utama yang berkaitan satu sama lain. Pertama, meningkatkan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi setiap kelompok umur 7-15 tahun. Kedua untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia Indonesia hingga mencapai SLTP. Dengan wajib belajar, maka pendidikan minimal bangsa Indonesia semula 6 tahun ditingkatkan menjadi 9 tahun.
Sasaran-sasaran wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dalam pelita VI adalah, pertama, meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) tingkat SLTP menjadi 66,19% dari keadaan padaawal pelita V yang mencapai 52,67%. Kedua, meningkatkan jumblah lulusan SD/MI yang tertampung di SLTP dan MTs sebesar 5400.000, yaitu dari 2,56 juta pad tahun 1993/1994 menjadi 3,10 juta pada tahun 1998/1999. Ketiga, tercapainya jumblah guru SD yang minimal berkualifikasi D-II sebayak 80%, guru SLYP berkualifikasi D-III sekitar 70%. Tantangan yang di hadapi oleh program wajip belajar pendidikan dasar 9 tahun memang lebih besar jika dibandikan dengan wajib belajar 6 tahun. Alasnya antara lain, pertama, pada saat dimulainya wajip belajar pendidikan dasar sembilan tahun, baru skitar separuh dari kelompok umur 13-15 tahun yang berada disekolah. Kedua, daya dukung berupa dana, sarana, dan tenaga yang dimiliki oleh Indonesia untuk melaksanakan wajip belajar pendidikan dasar 9 tahun tidak lagi sebanyak pada saat dilaksanakan wajib belajar 6 tahun. Misalnya, pembangunan SD dalam jumblah besar melalui inpres. Ketiga, guna menampung 6,26 juta anak usia 13-15 tahun di SLTP diperlukan sarana, biaya, dan tenaga yang tidak sedikit. Sejak di mulai pada tahun 1994, program wajip belajar pendidikan dasar sembilan tahun mencapai banyak kemajuan. Indikator-indikator kuantitatif yang di catat menunjukan bahwa angka partisipasi meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya ruang belajar, jumblah guru, dan fasilitas belajar lainnya .

2. pelaksanaan kurikulum 1994
Kurikulum 1994 di berlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 1994/1995. kurikulum 1994 disusun dengan maksud agar proses pendidikan dapat selalu menyesuakan diri dengan tantangan yang terus barkembang, sehingga mutu pendidikan akan semakin meningkat. Kurikulum 1984 yang telah berjalan 10 tahun dipandang perlu untuk diperbaharui karena menurut hasil-hasil pengkajian, ditemikan adanya materi kurikulum yang tmpang tindih dan memerlukan penambahan. Misalnya tumpang tindih antara materi PMP, Sejarah Nasional, dan PSPB yang dalam kurikulum 1994 strukturnya lebih di sederhanakan. Disahkannya UU No 2/1989 tentang system Pendididkan Nasional yang diikuti oleh berbagai peraturan pemerintah mempuyai implikasi pada perlunya kurikulum pendidikan mengalami penyesuaian. Menyusul terjadinya informasi, dilakukan kembali revisi atas kurikilum 1994 dengan menata kembali struktur programnya yang kemudian dikenal dengan kurikulum 1994 yang disempurnakan.

Perbedaan Antara Sekolah Negeri, Swasta, Dan Internasional


         Kali ini saya mau berbagi tentang bedanya pola pendidikan dan pengajaran yang ada di sekolah negeri, sekolah swasta, dan sekolah internasional yang ada di Indonesia.
(Maaf sebelumnya, nama sekolah tidak akan saya sebutkan demi menjaga privasi dan kenyamanan. Hal-hal yang terdapat pada tulisan ini tidak serta merta dapat digunakan sebagai ukuran secara umum untuk pola pendidikan di semua sekolah)
1. Tingkat perhatian guru terhadap murid di kelas
Untuk hal ini, sekolah negeri akan kalah jauh dibandingkan sekolah swasta dan internasional dikarenakan jumlah murid yang sangat banyak dalam satu kelasnya untuk sekolah negeri. Rata-rata murid di setiap kelas untuk sekolah negeri berkisar antara 40-45 orang, Hal ini mengakibatkan guru tidak dapat memperhatikan tiap muridnya secara baik, sehingga apabila ada murid yang mempunyai masalah yang unik dalam memahami pelajaran, maka hal ini tidak dapat diakomodir oleh guru yang bersangkutan dengan baik.
2. Pola Pengajaran
Sekolah negeri memakai pola pengajaran yang sangat statis, tidak seperti sekolah swasta dan internasional yang biasanya memakai pola pengajaran secara dinamis. Materi yang diberikan oleh guru dari sekolah negeri cenderung disampaikan dalam format satu arah, artinya guru berceramah kepada murid-murid dan tidak ada timbal balik yang terjadi antara murid dan guru. Hal ini akan sangat berbeda sekali dengan sekolah swasta apalagi internasional yang penyampaian materi pelajaran biasanya disampaikan dalam bentuk diskusi antara guru dengan murid.
3. Buku ajar (Buku yang digunakan siswa dan guru dalam belajar)
Untuk hal ini sekolah internasional yang biasanya menggunakan buku buatan luar negeri. Perbedaan paling mencolok adalah pada buku dalam negeri apabila kita mencari pengertian tentang (misal) “GAYA GRAVITASI”  maka di buku buatan dalam negeri akan dengan mudah kita temukan secara nyata suatu kalimat tersurat yang memberikan pengertian tentang “GAYA GRAVITASI”,
contoh :
“Gaya gravitasi adalah gaya tarik yang dimiliki oleh setiap benda yang memiliki massa.”
sedangkan bila kita membaca buku buatan luar negeri maka biasanya saat kita mencari pengertian tentang “GAYA GRAVITASI” maka kita hanya akan mendapat pengertian secara tersirat.
contoh :
“setiap benda yang ada di bumi ketika terjatuh pasti akan terjatuh ke bawah, sama halnya ketika peristiwa ini disadari oleh sir isaac newton pada saat dia merenung dibawah pohon apel, dia menyadari bahwa setiap benda akan terjatuh kebawah dikarenakan adanya gaya tarik oleh bumi, gaya tarik ini yang sekarang kita kenal dengan nama gaya gravitasi”
Dengan demikian setiap murid dibebaskan untuk memberi pengertian tentang suatu hal yang terdapat pada materi yan diajarkan.
4. Bahasa yang digunakan dalam mengajar
Sekolah internasional menggunakan bahasa Inggris, sementara sekolah swasta dan negeri menggunakan bahasa Indonesia. Tetapi, kebanyakan murid sekolah internasional tidak dapat berbahasa Indonesia sebaik murid sekolah negeri dan swasta. Misalnya mereka kebanyakan tidak tahu arti kata :
-menyokong
-kendala, dan lain-lain.
5. Wawasan Nusantara
Wawasan mengenai Indonesia yang didapatkan dari sekolah internasional tidak terlalu baik, makanya banyak murid-murid sekolah internasional yang tidak mengetahui tentang kebudayaan Indonesia. Ironisnya hal ini mengikis rasa nasionalisme mereka.
6. Tujuan setiap murid dalam melanjutkan pendidikan
Murid sekolah internasional pada umumnya cenderung ingin melanjutkan sekolah ke luar negeri, sementara biasanya murid sekolah negeri dan swasta ingin melanjutkan pendidikannya di Indonesia, walaupun ada beberapa yang ingin melanjutkan ke luar negeri.
7. Cara belajar
Murid sekolah internasional dan swasta banyak melakukan diskusi dengan guru, presentasi di depan kelas, berdebat dan beradu argumentasi, sementara murid sekolah negeri belajar dengan cara menghafal dan memahami materi dengan mendengarkan guru dan membaca textbook. Hal ini menyebabkan murid sekolah swasta pandai dalam menyampaikan pendapatnya sedangkan murid sekolah negeri susah menyampaikan pendapatnya dikarenakan cenderung pasif dalam belajar.  (Walaupun hanya ada beberapa)
8. Materi ajar
Sekolah negeri dan swasta memiliki materi yang jauh lebih sulit dibandingkan materi sekolah internasional, sehingga seringkali banyak murid sekolah negeri maupun swasta yang mengalami perasaan tertekan dalam belajar. Berbeda dengan sekolah internasional, mereka belajar pelajaran yang mudah dan mendasar (perbandingannya pelajaran SMA sekolah internasional = pelajaran SMP sekolah negeri) sehingga mereka merasa nyaman dan senang dengan pelajaran yang sedang dipelajari.
Sehingga secara garis besar dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk murid yang pandai, ingin menguasai banyak pelajaran dan materi, sebaiknya memilih sekolah negeri dikarenakan materi ajarnya yang sangat padat dan berbobot.
2. Untuk murid yang tertarik ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri dapat memilih sekolah internasional.
3. Untuk murid yang memiliki masalah dalam memahami pelajaran, dapat memilih sekolah swasta maupun internasional untuk mendapatkan bimbingan yang lebih baik dan intensif dari guru pengajar.
4. Untuk murid yang memiliki bakat sebagai seorang public speaker sebaiknya mengambil pendidikan di sekolah swasta ataupun internasional dikarenakan pola pengajaran di sekolah tersebut sangat memungkinkan seorang murid untuk mengemukakan pendapatnya.
5. Untuk murid yang ingin mempelajari materi secara mendalam dan paham konsep dari materi yang diajarkan sebaiknya mengambil pendidikan di sekolah internasional dikarenakan mereka menggunakan metode belajar deep learning dimana materi dijelaskan secara sederhana agar murid mengerti konsep dari permasalahan mendasar dari materi yang diajarkan.
Mungkin sekian dulu dari saya,
Semoga dapat berguna bagi pengunjung hardiknas-dedenalazhar.blogspot.com dalam menentukan pilihan untuk melanjutkan pendidikan.

For Sumber: Beberapa dari penulis sendiri, dan ada beberapa dari teman-teman penulis sendiri

Minggu, 24 April 2011

Dampak Internet Bagi Dunia Pendidikan

Dimana saja anda membaca, saat ini, sulit untuk menghindari dari informasi atau tulisan tentang teknologi informasi (information technology, IT1) dan Internet. Hal ini tidak saja terjadi di negara Amerika sana, akan tetapi di Indonesia juga. Surat kabar dan majalah dipenuhi dengan cerita sukes dan gagal dari individu atau perusahaan yang merangkul IT dan Internet. Tulisan singkat ini akan sedikit mengulas implikasi IT terhadap bidang Pendidikan, Bisnis, dan Pemerintahan.
Sebelum mebahas lebih lanjut, mari kita bahas dahulu apa yang dimaksud dengan IT dan Internet. Teknologi Informasi adalah sama dengan teknologi lainnya, hanya informasi merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Dalam hal ini, teknologi mengandung konotasi memiliki nilai ekonomi. Teknologi pengolah informasi ini memang memiliki nilai jual, seperti contohnya teknologi database, dansecurity. Kesemuanya dapat dijual. Bentuk dari teknologi adalah kumpulan pengetahuan (knowledge) yang diimplementasikan dalam tumpukan kertas (stacked of papers), atau sekarang dalam bentuk CD-ROM. Tumpukan kertas inilah yang anda dapatkan jika anda membeli sebuah teknologi dalam bentuk patent atau bentuk HaKI (Intellectual Property Rights) lainnya.
Apa memang benar “informasi” merupakan sebuah komoditas? Jawaban singkat adalah ya. Sebagai contoh, jika anda mengetahui bahwa besok nilai tukar rupiah akan jatuh dengan drastis, maka anda akan bergegas ke bank untuk menukarkan rupiah anda dengan dollar. Demikian pula jika anda mengetahui bahwa akan terjadi sebuah demonstrasi di daerah tertentu, maka anda akan menghindari daerah tersebut. Contoh-contoh di atas menujukkan bahwa informasi telah menjadi komoditas yang berharga. Itulah sebabnya kita memiliki surat kabar, majalah, tabloid dan sekarang situs web yang berubah secara cepat seperti Detik.com2, Astaga!3, satunet4, dan masih banyak situs web lainnya. Kesemuannya mengandalkan informasi sebagai komoditas.
Implikasi IT dan Internet
Di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat, IT dan Internet sudah betul-betul merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai hal dapat kita lihat implikasinya. Berbagai dokumen dapat kita baca untuk melihat hal ini. Tulisan ini hanya membahas implikasi dalam bidang Pendidikan, Bisnis, dan Pemerintahan saja.
Implikasi di bidang Pendidikan
Sejarah IT dan Internet tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Internet di Amerika mulai tumbuh dari lingkungan akademis (NSFNET), seperti diceritakan dalam buku “Nerds 2.0.1”. Demikian pula Internet di Indonesia mulai tumbuh dilingkungan akademis (di UI dan ITB), meskipun cerita yang seru justru muncul di bidang bisnis. Mungkin perlu diperbanyak cerita tentang manfaat Internet bagi bidang pendidikan.
Adanya Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi malasah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?.) Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat. Mekanisme akses perpustakaan dapat dilakukan dengan menggunakan program khusus (biasanya menggunakan standar Z39.50, seperti WAIS5), aplikasi telnet (seperti pada aplikasi hytelnet6) atau melalui web browser (Netscape dan InternetExplorer). Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan thesisyang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Irian dapat berdiskusi masalah kedokteran dengan seoran pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.
Sharring information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi.
Distance learning dan virtual university merupakan sebuah aplikasi baru bagiInternet. Bahkan tak kurang pakar ekonomi Peter Drucker mengatakan bahwa “Triggered by the Internet, continuing adult education may wll become our greatest growth industry”. (Lihat artikel majalah Forbes 15 Mei 2000.) Virtualuniversity memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya dilakukan dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 50 orang. Virtual university dapat diakses oleh siapa saja, darimana saja.
Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi bidang pendidikan di Indonesia:
Akses ke perpustakaan;
Akses ke pakar;
Menyediakan fasilitas kerjasama.
Inisiaif-inisiatif penggunaan IT dan Internet di bidang pendidikan di Indonesia sudah mulai bermunculan. Salah satu inisiatif yang sekarang sedang giat kami lakukan adalah program “Sekolah 2000”, dimana ditargetkan sejumlah sekolah (khususnya SMU dan SMK) terhubung ke Internet pada tahun 2000 ini. (Informasi mengenai program Sekolah 2000 ini dapat diperoleh dari situs Sekolah 2000 di http://www.sekolah2000.or.id) Inisiatif seperti ini perlu mendapat dukungan dari kita semua. Ingat, ini masa depan anak cucu kita semua.



For Sumber: http://orb7.wordpress.com/2011/03/10/pengaruh-internet-terhadap-prestasi-belajar-siswa/

Dampak Negatif HP Pada Pelajar


         Pada saat ini, banyak anak muda yang menggunakan barang elektronik yang sudah canggih. Salah satunya adalah HandPhone(HP), yang sering kita gunakan untuk alat berkomunikasi. HandPhone yang kita gunakan umumnya digunakan untuk berkomunikasi, tapi tidakkah anda tau bahwa anak muda sering menyalah gunakannya,yaitu untuk melihat hal-hal yang semestinya tidak patut mereka lihat apalagi sebagai pelajar. Bayangkan jika para pelajar melihat hal-hal seperti itu. Sekalipun belum ada pembuktian secara akademis, bahwa maraknya peristiwa penyimpangan seksual dan pernikahan dini saat ini adalah didorong oleh penyalah gunaan tekologi seperti situs porno di HP. Rancangan Undang-Undang agar pelajar tidak diperbolehkan membawa handphone diperbincangkan di mana-mana. Perilaku pelajar dewasa ini semakin menjadi-jadi. Tak sedikit pelajar yang ketahuan menyimpan video dan foto yang tidak senonoh di handphone. Belum lagi, handphone juga digunakan untuk tukar-tukanran jawaban ujian. Sebagaimana perkembangan zaman yang modern , saya melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh HP saat ini bagi pelajar di Indonesia.


1.2 RUMUSAN MASALAH
Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah dampak penggunaan HP yang sudah berlebihan bagi pelajar dapat mengurangi prestasi belajar. 

1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh HP saat ini bagi pelajar di Indonesia. 
1.4 MANFAAT
Ada 2 manfaat yang dapat kita peroleh:
1)Manfaat umum meliputi:

Dampak Positif
1. Mempermudah komunikasi.
2. Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi.
3. Memperluas jaringan persahabatan.

Dampak Negatif :
1. Mengganggu Perkembangan Anak :
Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di hand phone (HP) seperti : kamera, permainan (games) akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah? Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ulangan. Bermain game saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi.

2. Efek radiasi
Selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif penggunaannya,. penggunaan HP juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya siswa lebih hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar anak-anak. Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan HP secara permanen.

3. Rawan terhadap tindak kejahatan.
Ingat, pelajar merupakan salah satu target utama dari pada penjahat.

4. Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa.
Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua. HP bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang mengandung unsur porno dan sebagainya yang sama sekali tidak layak dilihat seorang pelajar.

5. Pemborosan
Dengan mempunyai HP, maka pengeluaran kita akan bertambah, apalagi kalau HP hanya digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat maka hanya akan menjadi pemborosan yang saja.
2)Manfaat khusus meliputi:
1. Mempermudah komunikasi
2. Mengetahui perkembangan teknologi

For Sumber : Karangan Deden K Alamsyah

Sabtu, 23 April 2011

Tokoh Pendidikan Di Luar Negeri

Nama  : Henry Taube
Lahir  : Kanada, 30 November 1915
Meninggal : California, 16 November 2005
Pendidikan :
Pendidikan menengah di  Luther College di Regina,
Saskatchewan
Universitas Saskatchewan (menerima gelar B.Sc dan M.Sc)
Karir  :
Profesor kimia di Universitas Cornell
Profesor kimia di Universitas Chicago
Profesor kimia di Universitas Stanford.
Penghargaan :
Penghargaan Nobel dalam Kimia untuk karyanya dalam
bidang mekanisme reaksi perpindahan elektron
Nama  : Herbert Charles Brown
Lahir  : London, 22 Mei 1912
Meninggal : Lafayette, Indiana, 19 Desember 2004
Pendidikan :
Pendidikan di Universitas Chicago (Ph.D) tahun 1938
Profesor Kimia Anorganik di Universitas Purdue pada 1947
Profesor Istimewa Wetherill pada tahun 1959
Profesr Riset Wetherill pada tahun 1960
Herbert Brown menjadi profesor emeritus pada tahun 1978
Karir  :
Pengarang  Hydroboration (1962) dan  Organic Syntheses via
Boranes (1975) 6
Anggota masyarakat ilmiah, termasuk National Academy of
Sciences (1957) dan American Academy of Arts and Sciences
(1966)
Penghargaan :
National Medal of Science pada 1969
Penghargaan Nobel dalam Kimia pada 1979 dengan Georg
Wittig untuk karya perintisnya dengan organoboran organik
dan anorganik.

Nama  : Herbert Alexander Simon
Lahir  : Milwaukee, Wisconsin, 15 Juni 1916
Meninggal : 9 Februari 2001
Pendidikan :
University of Chicago mendapat gelar sarjana pada tahun 1936
Universitas of Chicago mendapat gelar Ph.D di bidang Ilmu
Politik pada tahun 1942
Karir  :
Bekerja di Berkeley dan di Illinois Institute of Technology
Bekerja di Carnegie Mellon University pada tahun 1949
Penghargaan :
Penghargaan Turing Award dari ACM, bersama Allen Newell
(1975)
Penghargaan Nobel di bidang Ekonomi (1978)

Nama  : Paulo Freire
Lahir  : Recife, Brasil, 19 September 1921
Meninggal  : São Paulo, Brasil, 2 Mei 1997
Pendidikan : Universitas Recife pada 1943
Istri  :
Elza Maia Costa de Oliveira (1944)
Maria Araújo Freire (1986)
Karir  :
Pada tahun1946, Freire diangkat menjadi Direktur Departemen
Pendidikand an Kebudayaan dari Dinas Sosial di Negara
bagian Pernambuco
Pada tahun 1961, ia diangkat sebagai direktur dari departemen
Perluasan Budaya dari Universitas Recife
Pada tahun 1967, Freire menerbitkan bukunya yang pertama,
Pendidikan sebagai Praktik Pembebasan.
Pada tahun 1970 menerbitkan Pendidikan Kaum Tertindas
(Pedagogy of the Oppressed), yang diterbitkan dalam bahasa
Spanyol dan Inggris
Sekretaris Pendidikan untuk São Paulo.
Penghargaan :
Penghargaan Raja Baudouin (Belgia) untuk Pembangunan
Internasional
Penghargaan bagi Pendidik Kristen Terkemuka bersama
istrinya, Elza
Penghargaan UNESCO 1986 untuk Pendidikan untuk
Perdamaian

Nama  : Richard Errett Smalley
Lahir  : Akron, Ohio, 6 Juni 1943
Meninggal : 28 Oktober 2005
Pendidikan :
Belajar di Hope College
Universitas Michigan dan mendapat gelar B.S. (Sarjana Sains)
pada tahun 1965.
Universitas Princeton mendapat gelar Ph.D pada tahun 1973
Universitas Chicago dengan Lennard Wharton dan Donald
Levy untuk menyelesaikan karya pascadoktor
Karir :
Profesor kimia dan juga profesor fisika dan astronomi di
Universitas Rice
Pionir dalam pengembangan spektroskopi laser pancaran
supersonik
Penghargaan : Penghargaan Nobel dalam Kimia pada tahun 1996 untuk
penemuan bentuk baru karbon,  buckminsterfullerene bersama
dengan Robert Curl dan Harold Kroto 



For Sumber: Buku Ensiklopedia dan Deden K Alamsyah